Perang Dagang, Apple Hingga Nintendo Hengkang Dari China
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China sudah berlangsung selama hampir dua tahun. Hingga pekan lalu, kedua ekonomi terbesar di dunia itu masih saling mengancam menaikkan tarif impor pada barang-barang masing-masing.Padahal, dampak dari perang dagang sudah cukup merugikan berbagai pihak. Mulai dari mengancam pertumbuhan ekonomi negara yang terlibat perang, menekan pertumbuhan ekonomi dunia, hingga membuat pasar saham bergejolak. Bahkan, perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kedua negara juga terkena getahnya.
Akibat perang dagang, beberapa perusahaan terpaksa memindahkan operasinya dari China maupun AS, ke negara lain yang lebih 'aman'. Banyak alasan yang menyebabkan perusahaan-perusahaan itu memindahkan lokasi bisnisnya, di antaranya adalah untuk menghindari tarif impor dan melakukan efisiensi.
Mengutip laporan CNBC International setidaknya sudah ada 50 lebih perusahaan yang memindahkan produksinya ke luar China akibat perang dagang yang berkepanjangan. Perusahaan-perusahaan itu di antaranya adalah perusahaan pembuat iPhone Apple Inc, perusahaan game Nintendo, hingga perusahaan komputer HP dan Dell.
Nikkei melaporkan bahwa HP dan Dell mungkin akan memindahkan hingga 30% dari produksi notebook mereka dari China ke negara lain di Asia Tenggara. Sementara Apple dikabarkan sudah meminta pemasok utamanya untuk menghitung implikasi biaya dengan memindahkan 15% hingga 30% dari kapasitas produksinya dari China ke India.
Selain itu, The New York Times melaporkan bahwa perusahaan pembuat mainan Hasbro pada bulan lalu juga telah berencana untuk memindahkan sebagian besar produksi dari China ke negara-negara Asia lainnya pada tahun 2020. Industri mainan Amerika sangat bergantung pada pabrik-pabrik China, yang mencakup sekitar 88% dari produksi, menurut National Retail Federation.
Perusahaan Lokal Juga Hengkang
Keputusan untuk meninggalkan China bukan hanya diambil oleh perusahaan-perusahaan asing itu, namun juga oleh perusahaan lokal, yang memang berasal dari China. Salah satu perusahaan China yang berniat memindahkan produksinya ke luar negeri adalah perusahaan elektronik multinasional TCL. Perusahaan dikabarkan akan memindahkan produksi TV-nya ke Vietnam.
Lebih lanjut, perusahaan pembuat ban China, Sailun Tyre, juga diketahui sedang mengalihkan jalur produksi ke Thailand, Nikkei melaporkan.
Mengutip laporan Forbes pada bulan Juli, persentase bisnis yang meninggalkan China mencapai 80% untuk perusahaan-perusahaan AS dan 67% untuk perusahaan yang berbasis di Uni Eropa (UE). Angka itu merupakan hasil survei lembaga kontrol kualitas dan auditor rantai pasokan QIMA. Bahkan, QIMA sendiri melaporkan penurunan 13% permintaan untuk audit perusahaan di China. Ini terjadi karena klien mereka berkurang di negara itu akibat perang tarif.
Sementara berdasarkan laporan terdahulu pada Juni yang dirilis oleh Kamar Dagang Amerika (AmCham) dan mitranya di Shanghai, sekitar 40% dari 250 perusahaan yang disurvei mengatakan mereka mempertimbangkan atau telah merelokasi fasilitas manufaktur ke luar China. Padahal, dalam survei serupa yang dilakukan AmCham pada bulan September tahun lalu, hanya 30% perusahaan mengatakan mempertimbangkan untuk melakukan relokasi, seperti dikutip dari Fortune.
Pekan lalu, perang dagang AS-China memasuki babak baru setelah Presiden AS Donald Trump meminta perusahaan-perusahaan AS untuk meninggalkan China. Hal ini pun semakin meningkatkan kekhawatiran. Sebab, seruan Trump bisa saja semakin membuat China ditinggalkan.
David French, wakil presiden senior untuk hubungan pemerintah di federasi ritel, pada akhir pekan lalu mengatakan bahwa seruan Trump telah membuat berbagai perusahaan kelabakan. Sebab, jika harus dilakukan, memindahkan perusahaan akan memakan waktu yang sangat lama dan biaya yang sangat besar.
"Tidak mungkin bagi bisnis untuk merencanakan masa depan di lingkungan seperti ini," kata French dalam sebuah pernyataan. "Pernyataan pemerintah (Trump) jelas tidak berhasil, dan jawabannya adalah bukan ada lebih banyak pajak pada bisnis dan konsumen Amerika. Apa tujuannya?" katanya.
(sef/sef)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang, Apple Hingga Nintendo Hengkang Dari China"
Post a Comment