Yuan di Bawah Rp 2.000, Bagaimana Nasib Neraca Dagang RI?
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yuan China terus mengalami depresiasi tidak hanya terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tetapi juga melawan rupiah. Pelemahan yuan terjadi sejak 5 Agustus lalu ketika bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) mendevaluasi yuan ke level terlemah lebih dari satu dekade melawan dolar AS.Sebagai informasi, PBoC setiap hari menetapkan nilai tengah yuan, dan membiarkannya bergerak entah itu menguat atau melemah maksimal 2% dari nilai tengah tersebut. Sejak saat itu, PBoC secara konsisten melemahkan nilai tukar yuan, hingga menembus ke atas 7/US$.
Kurs 1 dolar AS sama dengan 7 yuan dianggap sebagai level kritis, sejak krisis finansial PBoC selalu menjaga nilai tukarnya di bawah level tersebut.
Pelemahan nilai tukar mata uang akan memberikan keunggulan kompetitif dari sisi perdagangan internasional bagi China. Produk-produk dari Negeri Tirai Bambu akan menjadi lebih murah, sehingga permintaan dapat meningkat, dan tentunya berdampak pada peningkatan ekspor.
Seperti diketahui bersama, China sedang terlibat perang dagang dengan AS, dua negara ini saling balas menaikkan tarif impor. Dengan melemahnya yuan, maka produk dari China menjadi lebih murah, dan dapat meredam penurunan permintaan akibat tingginya bea impor.
Pada siang ini, Rabu (28/8/19) yuan berada di level 7,1585/US$ atau sudah melemah 4% sepanjang bulan Agustus. Sementara sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd) melemah 4,1%.
Melawan rupiah, yuan berada di level Rp 1991,23 pada Rabu kemarin, melemah 2,16% sepanjang bulan Agustus dan 4,7% secara ytd, dan berada di level terlemah dua tahun. Pelemahan yuan tersebut sudah membuat dunia usaha dalam negeri ketar-ketir, barang-barang "Made in China" diperkirakan akan membanjiri pasar Tanah Air.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan ekspor China ke Indonesia pun diprediksi akan meningkat dengan lemahnya Yuan. "Daya saing mereka untuk ekspor semakin meningkat. Semakin banyak yang diekspor ke Indonesia," kata Benny kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/8/2019).
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(pap)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Yuan di Bawah Rp 2.000, Bagaimana Nasib Neraca Dagang RI?"
Post a Comment