Search

Bank Sentral AS dan Indonesia Bawa IHSG Melemah, Kok Bisa?

Bank Sentral AS dan Indonesia Bawa IHSG Melemah, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,07% ke level 6.257,56 pada perdagangan hari ini, dengan cepat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah. Per akhir sesi satu, indeks saham acuan di Indonesia tersebut melemah 0,5% ke level 6.221,71.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG melemah di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-1,81%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,59%), PT Astra International Tbk/ASII (-1,57%), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (-2,76%), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-0,99%).

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona merah. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei melemah 0,04%, indeks Shanghai turun 0,18%, indeks Hang Seng jatuh 0,87%, dan indeks Kospi berkurang 0,32%.

Rilis risalah dari pertemuan The Federal Reserve (The Fed) edisi Juli 2019 sukses memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning.

Seperti yang diketahui, dalam konferensi pers usai mengumumkan pemangkasan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada bulan lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell menyebut pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang dieksekusi The Fed hanyalah sebuah "penyesuaian di pertengahan siklus/midcycle adjustment".

Powell menjelaskan The Fed tidaklah sedang memulai era panjang pemangkasan tingkat suku bunga acuan.

"Biar saya perjelas: yang saya maksud adalah itu (pemangkasan tingkat suku bunga acuan) bukanlah merupakan awal dari pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang agresif," kata Powell, dilansir dari CNBC International.

"Kami tak melihat arahnya ke sana (era panjang pemangkasan tingkat suku bunga acuan). Anda akan melakukannya jika Anda melihat pelemahan ekonomi yang signifikan dan jika Anda berpikir bahwa federal funds rate perlu dipangkas secara signifikan. Itu bukanlah skenario yang kami lihat."

Nah, pernyataan dari Powell ini dikonfirmasi oleh risalah rapat tersebut. Para pejabat The Fed yang setuju untuk memangkas tingkat suku bunga acuan pada bulan lalu sepakat bahwa keputusan tersebut tak seharusnya dipandang sebagai indikasi tingkat suku bunga acuan akan kembali dipangkas di masa depan.

"Dalam diskusi mereka terkait dengan prospek kebijakan moneter di masa depan, para peserta secara umum menginginkan sebuah pendekatan di mana arah kebijakan (moneter) ditentukan oleh informasi-informasi yang akan datang dan implikasinya untuk prospek perekonomian," tulis risalah rapat The Fed yang dirilis pada dini hari tadi waktu Indonesia, dilansir dari CNBC International.

Risalah tersebut kemudian menyebut kebanyakan peserta rapat memandang pemangkasan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada bulan lalu "merupakan bagian dari pengkalibrasian ulang atas stance kebijakan (The Fed) atau penyesuaian di pertengahan siklus/midcycle adjustment", di mana itu merupakan respons dari kondisi perekonomian global yang telah berubah.

Dikhawatirkan, absennya pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang agresif dari The Fed akan membuat perekonomian AS mengalami hard landing. Pada 2018, International Monetary Fund (IMF) mencatat perekonomian AS tumbuh sebesar 2,857%, menandai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak 2015.

Pada 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS melambat menjadi 2,331%. Untuk 2020, pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan kembali merosot menjadi 1,871% saja.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Bikin Grogi (ank/ank)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Bank Sentral AS dan Indonesia Bawa IHSG Melemah, Kok Bisa?"

Post a Comment

Powered by Blogger.