Walau Laba Turun, Saudi Aramco Pede IPO

"Pada dasarnya, perusahaan siap untuk IPO. Sekarang waktu IPO ini juga bergantung pada pemegang saham, pengumuman akan bergantung pada presepsi mereka tentang kondisi pasar," kata Khalid al-Dabbagh, Chief Financial Officer, seperti dilansir CNBCIndonesia dari CNBCInternasional, Selasa (13/08/2019).
Salah satu sumber mengatakan bahwa pemerintah Saudi sangat percaya diri dengan keberhasilan penawaran surat utang Aramco senilai US$ 12 miliar (Rp 171 triliun). Langkah ini membawa Saudi yakin pada langkah IPO dan penerbitan saham pada 2020.
Penawaran ini diprediksikan akan menjadi penawaran besar terbaru yang pernah ada dan mewakili hanya sebagian kecil dari ekuitas perusahaan. Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman ingin membuat Aramco bervaluasi sebesar US$ 2 triliun, sekitar US$ 500 miliar lebih tinggi dari perkiraan para banker saat ini.
Perusahaan sedang menghadapi pasar yang sulit, dimana harga minyak berfluktuasi dan mendekati level terendah selama 2019. Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan di bawah US$ 60 per barel pada Senin dan turun 18% dibandingkan tahun lalu.
"Kami, di Saudi Aramco, telah memberikan hasil keuangan yang kuat dan tak tertandingi. Meskipun harga minyak lebih rendah dan kondisi pasar yang sedang begejolak. Ini benar-benar bukti ketangguhan kami," kata Khalid al-Dabbagh, mencatat pembicaraan tersebut masih dalam tahap awal.
Sebelumnya, Saudi Aramco melaporkan laba bersih semester pertamanya sebesar US$ 46,9 miliar, turun dari US$ 53 miliar dibandingkan tahun lalu, karena dampak dari harga minyak yang lebih rendah. Cash flow naik 6,7% menjadi US$ 38 miliar. Itu adalah arus kas yang diyakini beberapa sumber dapat membantu Aramco mendorong valuasinya menjadi US$ 2 triliun.
[Gambas:Video CNBC] (sef/sef)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Walau Laba Turun, Saudi Aramco Pede IPO"
Post a Comment