Search

BI Pangkas Bunga Acuan (Lagi), Pasar Obligasi Kembali Menguat

BI Pangkas Bunga Acuan (Lagi), Pasar Obligasi Kembali Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi Indonesia sukses mencetak apresiasi pada perdagangan hari ini, Kamis (24/10/2019). Pada perdagangan hari ini, seluruh imbal hasil (yield) obligasi terbitan pemerintah Indonesia seri acuan membukukan penurunan.

Di pasar obligasi, yang menjadi acuan adalah tenor 5 tahun (FR0077), 10 tahun (FR0078), 15 tahun (FR0068), dan 20 tahun (FR0079). Pada hari ini, yield obligasi tenor 5, 10, 15, dan 20 tahun seri acuan turun masing-masing sebesar 2,8 bps, 1,5 bps, 2,8 bps, dan 1,6 bps. 

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Untuk diketahui, pasar obligasi Indonesia terus-menerus mencetak penguatan dalam beberapa waktu terakhir.

Sentimen dari luar dan dalam negeri yang mendukung memotori aksi beli di pasar obligasi tanah air pada hari ini.

Dari sisi eksternal, ada optimisme bahwa AS-China akan bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya optimistis kesepakatan dagang AS-China tahap satu akan bisa ditandatangani dalam gelaran KTT APEC di Chile pada 16-17 November mendatang.

"Saya rasa itu (draf kesepakatan dagang) akan ditandatangani dengan cukup mudah, semoga saja pada saat KTT di Chili, di mana Presiden Xi dan saya akan berada," kata Trump di Gedung Putih.

"Kami bekerja dengan China dengan sangat baik," sambungnya menambahkan.

Perkembangan terbaru, Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai perkembangan dalam negosiasi dagang kedua negara, seperti dilansir dari Reuters. Menurut Le, segala perbedaan yang ada antara AS dan China bisa diselesaikan selama keduanya menghormati satu sama lain.

"Selama kita saling menghormati satu sama lain dan bekerjasama dengan azaz keadilan, tidak ada perbedaan yang tak dapat diselesaikan antara China dan AS," kata Le.

"Yang China inginkan adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya. Kami tak ingin merenggut apapun dari pihak lain. Tidaklah ada ceritanya bahwa China ingin menggantikan ataupun mengancam pihak lain," katanya guna semakin mendinginkan suasana dengan AS.

Dirinya kemudian menjelaskan bahwa AS dan China telah mencapai banyak hal melalui kerjasama selama bertahun-tahun.

"Untuk apa kita melepaskan capaian-capaian dari kerjasama tersebut?"

Lebih lanjut, sentimen dari dalam negeri ikut berkontribusi dalam mengerek kinerja pasar obligasi tanah air pada hari ini. Bukan pengumuman kabinet oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), namun hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).

Kemarin (23/10/2019), RDG BI untuk periode Oktober 2019 dimulai dan berakhir pada hari ini, diikuti oleh pengumuman tingkat suku bunga acuan.

Dalam konferensi pers yang digelar pasca RDG selesai digelar, BI kembali memutuskan untuk menyuntikkan stimulus bagi perekonomian Indonesia dengan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 Oktober memutuskan untuk menurunkan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (24/10/2019).

"Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta langkah pre-emptive lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat," tambah Perry.

Untuk diketahui, pemangkasan tingkat suku bunga pada hari ini menandai pemangkas tingkat suku bunga acuan selama empat bulan beruntun.Jika ditotal, suku bunga acuan sudah dipangkas sebesar 100 bps dalam empat bulan terakhir.

Keputusan BI pada hari ini sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25 bps menjadi 5%. Keputusan tersebut juga sesuai dengan analisis dari Tim Riset CNBC Indonesia yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas oleh BI, yakni sebesar 25 bps.

Kala tingkat suku bunga acuan dipangkas, yield obligasi memang akan cenderung bergerak turun.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/roy)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "BI Pangkas Bunga Acuan (Lagi), Pasar Obligasi Kembali Menguat"

Post a Comment

Powered by Blogger.