Search

Akhir 2019, IHSG Bisa Sentuh Level Berapa sih?

Akhir 2019, IHSG Bisa Sentuh Level Berapa sih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar modal meyakini meningkatnya sentimen global akan menekan pasar saham dalam negeri hingga akhir tahun sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks acuan Bursa Efek Indonesia, diproyeksikan hanya bisa mencapai level 6.600.

PT Profindo Sekuritas memproyeksikan level IHSG 6.600 tersebut sudah direvisi dari sebelumnya yakni target di level psikologis 6.800 yang dipatok pada awal tahun. Pertimbangan revisi target tersebut tentu karena kondisi pasar saham yang masih bergejolak di tengah berbagai sentimen yang menghantamnya.

"Penurunan ini mempertimbangkan situasi market yang masih volatil. Dari Profindo kami downgrade target proyeksi awal tahun dari 6.800 ke 6.600," kata Analis Profindo Sekuritas, Dimas Wahyu, saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (4/10/2019).


Situasi pasar memang masih dinamis menjelang akhir tahun, babak baru ketegangan perdagangan kini tak hanya antara Amerika Serikat dengan China, melainkan AS sudah melancarkan perang tarif dengan Uni Eropa. Kondisi ini kian menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan global.

Namun, Dimas meyakini, menyiasati tekanan yang cukup kuat dari sentimen global tersebut, saham-saham blue chips alias unggulan bisa menjadi pilihan bagi investor.


Apalagi, belakangan ini pasar saham domestik cukup tertekan, bila dilihat sepanjang tahun berjalan atau year to date masih mencatatkan kinerja negatif.

"Saham-saham blue chips direkomendasikan untuk akumulasi beli oleh investor antara lain: perbankan, konsumer dan infrastruktur," katanya.

Beberapa saham-saham perbankan yang direkomendasikan Profindo Sekuritas antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Adapun saham-saham yang juga menarik
dikoleksi antara lain di sektor konsumer seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT ACE Hardware Tbk (ACES), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), hingga PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).


Sementara itu, untuk infrastruktur, Profindo Sekuritas masih merekomendasikan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).

Anugerah Zamzami Nasr, Equity Analyst PT Phillip Sekuritas Indonesia memproyeksikan hingga akhir tahun IHSG untuk base case alias skenario terbaik, berada di level 6.443 poin. Sedangkan untuk skenario terburuk, bila situasi pasar kurang kondusif, IHSG bisa anjlok ke level 5.798.

Phillip Sekuritas memberikan rekomendasi netral untuk saham-saham di sektor telekomunikasi, infrastruktur dan perbankan. Sedangkan, sektor industri, properti dan konsumer pihaknya memberi rekomendasi overweight (saham diperkirakan naik melebihi saham lain yang menjadi patokanya).

Namun, Zamzami mencatat, sejumlah katalis positif akan menopang pergerakan IHSG hingga akhir tahun ini, antara lain ekspektasi kabinet baru pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024, Jokowi-Ma'ruf Amin.

Pelaku pasar akan menantikan tim kabinet yang menaungi ekonomi juga diisi oleh profesional. "Ekspektasi kabinet baru akan menjadi katalis positif," ungkap Zamzami, kepada CNBC Indonesia.

Menurut dia, selain rilis kinerja emiten di kuartal ketiga, pasar juga akan menantikan rilis data ekonomi lain seperti data pertumbuhan ekonomi dan neraca pembayaran yang akan dilansir November mendatang.

(tas)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Akhir 2019, IHSG Bisa Sentuh Level Berapa sih?"

Post a Comment

Powered by Blogger.