Lion Air JT-610 Jatuh, KNKT Beri Catatan ke Boeing

Jakarta, CNBC Indonesia - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menerbitkan 6 rekomendasi untuk Boeing. Rekomendasi ini disampaikan berdasarkan kesimpulan akhir hasil investigasi jatuhnya Lion Air JT-610 di Tanjung Karawang, 29 Oktober 2018 silam.

Kepala Subkomite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, tidak merinci 6 rekomendasi tersebut. Namun, dia membocorkan sejumlah poin penting yang terkandung dalam rekomendasi.

"[Rekomendasi untuk] Boeing terkait asumsi-asumsi yang mereka gunakan, terkait assessment desain baru," ungkapnya dalam jumpa pers di kantor KNKT, Jumat (25/10/2019).

"Intinya ke Boeing masalah gimana mereka melakukan assessment, kajian-kajian, dan asumsi itu yang perlu diperbaiki, dilakukan dengan lebih akurat," tegasnya lagi.

Dalam salah satu kesimpulan KNKT, asumsi terkait reaksi pilot yang dibuat pada saat desain dan sertifikasi pesawat Boeing 737-8 MAX ternyata tidak tepat. Pilot mengalami kesulitan melakukan respons tepat terhadap pergerakan MCAS yang tidak seharusnya, karena tidak ada petunjuk dalam buku panduan dan pelatihan.

MCAS adalah fitur yang baru ada di B 737-8 (MAX) untuk memperbaiki karakteristik anggok pesawat pada kondisi flap up, manual flight dan AOA tinggi.

"Proses investigasi menemukan bahwa desain dan sertifikasi fitur ini tidak memadai. Juga pelatihan dan buku panduan untuk pilot tidak memuat informasi terkait MCAS," kata KNKT.

Sehingga, penetapan asumsi oleh Boeing, harus lebih mempertimbangkan kemampuan pilot pada umumnya. Selama ini, KNKT menilai asumsi Boeing ditetapkan berdasarkan keterampilan test pilots yang dimiliki oleh Boeing.

"Karena test pilots memang pada jago-jago. Kan Pilot pada umumnya itu tidak sejago test pilots. Mereka [Boeing] diminta membuat asumsi yang lebih membumi," beber Nurcahyo.