Search

Kematian Sulli dan Isu Tabu Kesehatan Mental Industri Kpop

Kematian Sulli dan Isu Tabu Kesehatan Mental Industri Kpop

Jakarta, CNBC Indonesia - Kematian penyanyi sekaligus aktris asal Korea Selatan, Choi Jin-ri atau yang lebih dikenal dengan nama Sulli, merupakan hal yang cukup menggemparkan.

Sebab Sulli dikabarkan tewas bunuh diri di kediamannya di kawasan Seongnam, Provinsi Gyeonggi, Seoul selatan, Senin (14/10) pukul 15:21 waktu setempat.

Sulli dikabarkan menderita sindrom popularitas ekstrem, gangguan panik dan juga fobia sosial. Hal itu ia paparkan dalam salah satu program acara 'Truth Store' pada Oktober ini. Ia mengaku kesulitan saat menjalani masa lalunya. Namun semasa hidupnya, Sulli merupakan selebritis yang terkenal blak-blakan dalam bersuara. Ia memiliki pandangan sendiri tentang politik, hak-hak perempuan, dan seksualitas.

Bagi masyarakat Korea Selatan yang sangat konservatif, Sulli cukup 'kontroversi'. Contohnya ia pendapat bahwa ia tidak senang menggunakan bra, sebab menyesakkan untuknya. Ia juga memposting foto dengan pacarnya secara publik, sehingga menggerakkan komunitas warganet yang terkenal keras di negara ginseng tersebut.

Jika banyak selebriti yang tidak menunjukan dukungan publik ketika Korea Selatan membatalkan larangan aborsi, Sulli malah mempertaruhkan posisinya sebagai warga negara yang pro dengan tindakan aborsi.

Kecenderungannya pada kontroversi mendapatkan tempat. Sulli bergabung dengan variety show 'The Night of Hate Comments' sebagai pembawa acara termuda dan paling blak-blakan. Sulli tentu membuat para bintang tamu selebritis untuk merespons dan bereaksi terhadap komentar haters mereka.

Di acara itu, Sulli dengan percaya diri membuka banyak topik, termasuk rumor kehamilannya, rencana berkeluarga, preferensi kencan dan banyak lagi.

Tidak Hanya Sulli
Sayangnya, tidak hanya Sulli yang meninggal karena memiliki penyakit mental. Sebut saja salah satu rekan Sulli di agensi SM Entertainment, Kim Jong-Hyun yang dikabarkan mengidap gangguan jiwa depresi atau Major depressive disorder (MDD).

Jong-Hyun yang meninggal pada 18 Desember 2017 pukul 18.10 waktu setempat merasa depresi 'melahap' dirinya dan ia sangat kesulitan dalam perjuangannya dengan ketenaran yang ia terima semasa hidup.


Ada juga aktris Jang Ja-Yeon yang bunuh diri dengan cara gantung diri pada 7 Maret 2009 akibat depresi klinis. Sebab semasa hidupnya, Ja-Yeon dipaksa oleh agensinya untuk berhubungan seks dengan sejumlah petinggi VIP, termasuk direktur, eksekutif media, dan CEO. Ia isiksa ketika dia tidak melaksanakan perintah dengan benar.

Ada juga penyanyi berbakata U;Nee atau Lee Hye-Ryeon yang bunuh diri akibat depresi pada 21 Januari 2007 akibat tekanan dari popularitas dan masalah pribadi. U;Nee harus mengalami beberapa operasi plastik, termasuk pembesaran payudara, dan sedikit perubahan pada hidung dan dagunya guna menaikan popularitasnya.

Isu Kesehatan Mental Masih Tabu
Masalah mereka yang bunuh diri berakar pada satu hal, yaitu tuntutan pekerjaan. Sayangnya di Korea Selatan sendiri, isu kesehatan mental sendiri tidak begitu diperhatikan.

Stigma yang hadir di Korea juga tidak berpihak kepada warganya yang memiliki kesehatan mental. Bahkan mereka pergi terapi sering membayar secara tunai untuk menghindari catatan asuransi yang menunjukkan dirinya memiliki masalah mental.

Stigma ini tentu sangat menghambat kemampuan mereka untuk pulih dari penyakit mental dan berintegrasi kembali ke masyarakat.

Padahal Korea Selatan memiliki layanan kesehatan mental yang didanai negara, tetapi sebagian besar kekurangan dana dan kurang dimanfaatkan. Maka tak heran banyak warga negeri ginseng tersebut yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Korea Selatan juga terkenal dengan warganetnya yang senang melakukan perundungan pada seseorang atau selebritis yang tidak mereka sukai. Maka tidak heran banyak selebritis yang enggan menyuarakan pendapat agar tidak dibully warganet Korea Selatan.

Mulai Bersuara Pasca Kematian Sulli
Namun pasca meninggalnya Sulli, sudah banyak selebritis yang mulai bersuara dan mengeluarkan pendapat mereka mengenai isu kesehatan mental.

Sebut saja salah satu anggota boyband Shinhwa, Kim Dong-Wan mengunggah postingan tulisan kritis mengenai perawatan kesehatan mental di industri hiburan saat ini lewat akun Instagramnya @danedwkim11.

Dong-Wan mengkritik keras perawatan kesehatan mental di industri hiburan. Khususnya, menunjuk ke arah 'perusahaan hiburan besar', sekaligus berbicara sebagai mantan trainee dan artis dari agensi SM Entertainment itu sendiri. Ada juga anggota girlband Girl's Day, Bang Min-Ah yang akan mengancam dengan melaporkan warganet yang menulis komentar jahat dalam postingannya. Sebab menurutnya, komentar tersebut melewati sudah batas.

Hampir sama dengan aktor Shin Hyun Jun yang menyebut warganet dengan komentar jahat sebagai pembunuh tak berwajah dan pengecut. Lewat akun Instagramnya @_shinhyunjoon_ mengunggah gambar dengan emoji sedih.

"Kehidupan lain yang berharga telah meninggalkan kita. Komentator jahat. Kamu adalah pembunuh yang pengecut dan tak berwajah," tulisnya dalam Hangul.

Industri hiburan Korea berduka saat ini karena kabar kematian Sulli, dan Hyun Jun adalah salah satu selebriti pertama yang secara langsung menangani warganet dengan komentar jahat berbahaya sehubungan dengan situasi saat ini.

Kematian Sulli & Isu Tabu Kesehatan Mental Industri KpopFoto: Infografis/Data dan Fakta Sulli F(X)/Edward Ricardo
(gus)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Kematian Sulli dan Isu Tabu Kesehatan Mental Industri Kpop"

Post a Comment

Powered by Blogger.