Search

Harga Minyak Volatil, Perusahaan Rig Ini Berani IPO

Harga Minyak Volatil, Perusahaan Rig Ini Berani IPO

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Ginting Jaya Energi menargetkan tambah 14 rig baru hingga 2023 mendatang setelah perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Perusahaan menawarkan sebanyak 750 juta saham baru atau setara dengan 30,29% saham yang disetor dan ditempatkan setelah penawaran umum.

Direktur Utama Ginting Jaya Energi Jimmy Hidayat mengatakan saat ini perusahaan memiliki sembilan rig yang sudah beroperasi penuh di proyek-proyek milik PT Pertamina EP, seperti blok Pendopo dan Adera. Penambahan rig ini ditujukan agar perusahaan bisa membibidik sejumlah kontrak baru di tahun ini.

"Jumlah rig saat ini ada sembilan dan semuanya sudah beroperasi sehingga kita tidak bisa lagi ikut tender untuk kontrak baru. Tahun ini kita sudah menolak enam kontrak karena sudah tidak ada rig lagi," kata Jimmy di Kawasan SCBD, Rabu (2/10/2019).


Direktur Perusahaan Welly Hidayat mengatakan tahun ini akan menambah 4 rig baru. Untuk empat rig baru ini diperkirakan membutuhkan dana senilai US$ 3 juta-US$ 5 juta/rig. Selanjutnya di tahun depan, perusahaan akan menambah tiga rig baru lagi.

Untuk pembelian rig ini perusahaan akan menganggarkan dana dari perolehan IPO ini yang sebesar 61% hingga tahun depan.

Perusahaan menawarkan sahamnya di harga Rp 375-Rp 450/saham, sehingga total dana yang akan diperoleh dikisaran Rp 281,25 miliar-Rp 337,50 miliar.

Selain pembelian rig, perusahaan bakal mengalokasikan dana IPO ini sebesar 16% untuk pembelian aset tetap yakni yard workshop, sebesar 12% untuk modal kerja dan 10% untuk melunasi utang leasing.

Welly menjelaskan, saat ini perusahaan baru menguasai pangsa pasar sebesar 2% di bisnis work over (kerja ulang) dan well services (perawatan sumur) atau WOWS. Ditargetkan dalam lima tahun ke depan perusahaan bakal menguasai pangsa pasar 5% secara total seiring dengan bertambahnya jumlah blok migas yang akan dikelola oleh Pertamina.

Dari sisi keuangan, total aset perusahaan hingga akhir April 2019 lalu mencapai Rp 442,01 miliar dengan jumlah ekuitas senilai Rp 250,66 miliar. Pada periode tersebut, liabilitas perusahaan mencapai Rp 191,36 miliar.

Hingga 30 April 2019, pendapatan perusahaan mencapai Rp 58,12 miliar, ditargetkan hingga akhir tahun pendapatan bisa mencapai Rp 185 miliar. Tumbuh dari pendapatan di tahun lalu yang mencapai Rp 168,15 miliar.

Dari sisi laba bersih, hingga akhir April perusahaan sudah mengantongi laba bersih mencapai Rp 9,63 miliar, dengan target yang dipatok di tahun ini sebesar Rp 51 miliar. Akhir 2018 perusahaan berhasil membukukan pendapatan senilai Rp 26,92 miliar.

Dalam proses IPO ini perusahaan bekerja sama dengan PT MNC Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek. Masa penawaran awal (bookbuilding) akan dilakukan pada 1-14 Oktober 2019, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diperkirakan akan bisa didapat pada 24 Oktober 2019.

Masa penawaran umum akan dilakukan pada 28-31 Oktober 2019 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan dilakukan pada 6 November 2019. (hps/hps)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Minyak Volatil, Perusahaan Rig Ini Berani IPO"

Post a Comment

Powered by Blogger.