Rudiantara: Startup Decacorn RI Susah IPO di Dalam Negeri

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan, pada umumnya perusahaan dengan status decacorn seperti Go-Jek, akan sulit bila melangsungkan IPO hanya di dalam negeri saja. Ini karena emisi yang ditawarkan terlalu jumbo dan bisa susah diserap investor.
"Kalau sudah decacorn susah IPO di dalam negeri. Susahnya kenapa? Dia kalau misalkan [valuasinya] US$ 10 miliar saja, kan Rp 140 triliun, kalau dia lepas 20 persen, [setara] US$ 2 miliar, Rp 28 triliun. Siapa yang mau memakan Rp 28 triliun di dalam negeri," kata Chief RA, sapaan akrab Rudiantara, di acara Kick Off Piala Presiden E-Sports 2020 di Tennis Indoor Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (13/10/2019).
"Jadi nanti kalau ada yang listing di luar negeri, di Hong Kong, Amerika Serikat, jangan dibilang gak nasionalime. Karena di sini memang pasarnya gak ada yang makan. Kita dorong mereka dual listing di Indonesia. Tujuannya agar yang ritel masyarakat Indonesia juga bisa beli," lanjutnya.
Dalam perkembangan terbaru, unicorn marketplace asal RI, Tokopedia juga menyampaikan keinginannya menjadi perusahaan publik dalam beberapa tahun ke depan. Tokopedia, menurut data The Global Unicorn Club, sudah bervaluasi US$ 7 miliar.
CEO dan Co-Founder Tokopedia William Tanuwijaya di Jakarta, Kamis (10/10/2019), menargetkan bisa mulai mencetak keuntungan tahun depan setelah 10 tahun terakhir mencatatkan kerugian. Meski mengejar profit, menurut William, Tokopedia belum akan melantai di bursa saham tahun depan. Alasannya, perseroan masih memiliki modal yang cukup dari dua investornya, yakni SoftBank dan Alibaba.
"Harapannya dalam beberapa tahun ke depan bisa go public," ujar William.
(miq/miq)Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rudiantara: Startup Decacorn RI Susah IPO di Dalam Negeri"
Post a Comment