Menteri ESDM Mulai Inventarisir Proyek EBT yang Mangkrak

"Nah kita inventarisir potensinya immediately. Ini kan harus kita bahas bersama, misalnya berapa kapasitas di situ," ungkapnya dalam acara Indonesia Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Conference and Expo ke - 8 di Jakarta International Expo, Rabu, (6/11/2019).
Lebih lanjut Arifin mengatakan Indonesia memiliki banyak sumber-sumber energi terbarukan yang harus diutilisasikan, mulai dari fosil, geothermal, air, dan sebagainya. Menurutnya dunia sangat konsen terkait emisi, bagaimana perubahan iklim bisa menyebabkan perubahan signifikan di hidup manusia.
"Tentu saja inisiasi ini merupakan peluang untuk bisa melakukan inovasi. Bisa create bisnis baru yang terlibat dalam masalah energi," imbuhnya.
Sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia, menurutnya lebih dari 400 GW baru terealiasi sekitar 8%.
Angka ini masih terbilang sangat kecil, sehingga perlu dibuat perencanaan untuk mengoptimalkan EBT semaksimal mungkin. "Bagaimana bisa memuluskan program-program pemanfaatan. Saya akan membuka seluas-luasnya bagimana menampung ide-ide yang terbaik yang bisa mendorong pertumbuhan EBT," imbuhnya.
Inisiatif ini, tambah Arif, tidak cukup hanya dikembangkan dengan kerjasama. Namun juga eksekusi dengan baik. "Kita harus mensosialisasikan program-progtam EBT pada masyarakat yang sadar dengan energi bersih akan terbentuk dan dorong pertumbuhan perkembangan pemanfaatan EBT," terangnya.
Sebelumya, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Harris mengatakan masih ada 19 Proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang belum mendapatkan pendanaan. Jumlah ini merupakan update terakhir dari 32 proyek yang belum dapat pendanaan.
Sebanyak 32 proyek tersebut merupakan sisa dari 46 proyek yang belum dapat pendanaan sebelumnya. ESDM memiliki 70 proyek pada 2017 belum dapat mencapai tahap financial close atau pendanaan dari bank.
Kemudian dari 32 proyek, ada 4 proyek yang terminasi yang rata-rata tersebar Sumatera, sehingga sisa 28 proyek. "Jadi terminasi itu kalau memang sudah pasif tidak ada lagi upaya-upaya untuk mendapatkan finance dan komunikasi dengan PLN mungkin juga sudah tidak berjalan," ungkapnya di Hotel JS Luwansa Senin, (14/10/2019).
Lebih lanjut Harris mengatakan dari 28 sisa proyek, sudah ada 9 proyek yang mendapat pendanaan. Sisa 19 proyek menurutnya sudah berproses, misalnya dengan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) Bappenas.
Usulan Wakil Menteri Sektor EBT
Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma menyampaikan perlunya wakil menteri (Wamen) yang berkapasitas dalam mengejar target energi baru dan terbarukan.
"METI pernah menyampaikan, presiden perlu menunjuk tim penguat energi baru terbarukan (EBT) atau memilih Wamen ESDM khusus menangani EBT. Sehingga target bauran energi dapat terpenuhi," paparnya dalam acara Indonesia Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Conference and Expo ke-8 di Jakarta International Expo, Rabu, (6/11/2019).
Lebih lanjut dirinya mengatakan pihaknya mencatat pada tahun 2018 EBT menyumbang 8,6% bauran energi, meningkat di tahun 2019 menjadi lebih dari 9%. Upaya presiden dalam menekan impor migas dan meningkatkan EBT menjadi tantangan kebijakan energi nasional sejak 2006 dalam upaya meningkatkan peran EBT 17 persen tahun 2020.
Lalu diperketat dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) tahun 2017 dengan target EBT 23% pada 2025."Target tersebut masih jauh dari harapan. Penggunaan energi dalam negeri masih bergantung pada energi tidak terbarukan. Pemerintah berkomitmen menurunkan emisi karbon 29 persen pada 2030, berupaya melaksanakan transisi energi menuju emisi rendah karbon 2020," imbuhnya.
(gus/gus)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menteri ESDM Mulai Inventarisir Proyek EBT yang Mangkrak"
Post a Comment